Pasuruan, Pojok Kiri.
Aula Pondok pesantren Al-Yasini tidak seperti biasanya kali ini ada yang berbeda, seperti itulah yang terlihat di Aula Pondok Pesantren Al Yasini, Areng-Areng Wonorejo, Jumat (19/03/2021) pagi.
Puluhan perwakilan santri dan pengurus Ponpes di beberapa wilayah di Kabupaten Pasuruan dipertemukan jadi satu. Mereka mengikuti Bimtek Budidaya Sapi Potong Secara Cerdas yang diselenggarakan oleh Loka Penelitian Sapi Potong di Grati bekerja sama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan, dari fakta tersebut, sudah selayaknya potensi peternakan sapi potong terus dikembangkan melalui system usaha agribisnis dengan memanfaatkan teknologi yang lebih modern.
“Dengan teknologi yang lebih modern, muaranya adalah menghasilkan populasi, produksi, produktifitas, pasca panen hingga pemasaran yang lebih luas, dengan adanya bimtek budidaya sapi potong, Wabup menilai bahwa hal tersebut menjadi jawaban untuk menghadapi tantangan dalam pengembangan agribisnis peternakan sapi potong, serta sebagai salah satu upaya mendukung kargon Pemkab Pasuruan melalui program Pelasan (pelatihan santri).
“Harapan saya melalui bimtek ini akan menghasilkan santri yang tangguh dalam budidaya agribisnis sapi potong. Semuanya berawal dari mimpi, dan Insya Allah kalau ditekuni akan membuahkan hasil, bimtek tersebut dibuka langsung oleh Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib Imron, serta dihadiri oleh Diky Pamungkas dari Lolit Sapi di Grati serta Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pasuruan, Diana Lukita Rahayu.
Menurut Diky, santri sebagai kekuatan besar di kalangan masyarakat, bisa menjadi salah satu sumber daya manusia (SDM) yang bisa didorong untuk mengembangkan sekaligus meningkatkan jumlah populasi sapi di wilayahnya masing-masing. Terlebih Kabupaten Pasuruan dikenal sebagai daerah berbasis santri, sehingga lebih mudah untuk menggugah semangat para santri dalam budidaya sapi potong ketika sudah lulus mondok.
“Menggugah semangat dan keinginan untuk berbudidaya bisa diberikan kepada para santri. Terlebih di Kabupaten Pasuruan banyak sekali lahan yang tersedia. Jadi tinggal bagaimana mengasah skill para santri untuk tidak hanya focus pada kegiatan keagamaan saja, melainkan kalau lulus mondok bisa berdaya,” kata Diky, sesaat setelah acara selesai dilakukan.
Ditambahkannya, Kabupaten Pasuruan menjadi lima besar daerah di Jatim yang tingkat populasi sapi potong cukup besar, yakni sebanyak 116.541 ekor. Sedangkan Lolit Sapi di Grati merupakan unit pelaksana teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian/ Balitbangtan) Kementerian Pertanian yang berperan aktif melaksanakan program riset nasional dalam bidang sapi potong.
Lolit Sapi Grati telah terbukti berhasil mengembangkan Peranakan Ongole Belgian Blue (POBB) hasil dari teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan Transfer Embrio (TE).
Selain itu, berbagai inovasi juga telah dikembangkannya, seperti Kit Deteksi Birahi, system recording berbasis android, dan pakan penggemuk sapi.
“Kita juga mengembangkan Sapi POGASI yang merupakan hasil seleksi selama 14 tahun. Sapi Peranakan Ongole Grati Hasil Seleksi atau disebut Sapi Pogasi memiliki banyak keunggulan. Di antaranya mampu memanfaatkan secara optimal pakan ber SK (serat kasar) tinggi dan PK (protein kasar) rendah, cocok dikembangkan di daerah marginal, serta berat badan dan ukuran tubuh optimal.Pokoknya kita siap membantu masyarakat untuk mengedukasi,
"Sementara itu, Wakil Bupati Mujib Imron menjelaskan, Kabupaten Pasuruan menjadi salah satu daerah penopang ketersediaan daging sapi di Jawa Timur. Dimana sampai sekarang, produksi daging yang dihasilkan selama tahun 2020 lalu sebanyak 2.418.872 kilogram dan berkembang di Kecamatan Prigen, Nguling, Wonorejo, Grati, Kejayan dan kecamatan lainnya," Pungkas Gus Mujib. (Ony).