Pasuruan, Pojok kiri.
RSUD Grati menutup sementara layanan IGD (Instalasi Gawat Darurat), Direktur RSUD Grati, drg Dyah Retno Lestari mengatakan, penutupan layanan IGD dilakukan selama tiga hari. Yakni mulai Sabtu (10/7) pukul 14.00 hingga Selasa (13/7) pukul 07.00.
Penutupan layanan IGD RSUD harus dilakukan karena overload atau kelebihan kapasitas pasien di ruang rawat inap Covid-19. Dimana untuk saat ini, total bed occupancy rate (BOR) untuk rawat inap mencapai 111 persen.
Meski sudah ditambah sebanyak 10 tempat tidur (TT), namun tetap saja belum bisa menampung jumlah pasien yang dirujuk ke RSUD Grati, belum lagi di ruangan intensive care unit (ICU), BOR mencapai 100 persen alias penuh.
Bahkan, di luar itu, ada 23 pasien stagnan di IGD yang belum bisa masuk ke ruang rawat inap isolasi lantaran belum ada pasien yang dipindah ke rumah karantina seperti BLK Rejoso dll.
"Penting untuk kami umumkan bahwa mulai sabtu lalu sampai selasa pukul 5 sore, layanan IGD kami tutup sementara," kata Retno, di sela-sela kesibukannya, Minggu (11/07/2021).
Selama penutupan ini, RSUD bakal menata pasien dilanjutkan dengan desinfeksi seluruh uangan IGD. Sehingga, rumah sakit tidak bisa melayani masyarakat yang hendak berobat.
Oleh karenanya, selama layanan ditutup, masyarakat diminta ke pelayanan kesehatan terdekat.
"Dengan terpaksa kami minta apabila ada yang dilarikan ke RSUD Grati. Maka untuk sementara kami arahkan menuju faskes lain yang bisa menampungnya," terangnya.
Di sisi lain, beberapa tenaga kesehatan (Nakes), dokter, perawat dan bidan di RSUD Grati juga ada yang terpapar dan bergejala. Kata Retno, mereka harus menjalani perawatan sampai sembuh.
“Banyak nakes kami yang kelelahan sehingga tak sedikit yang terpapar Covid-19. Kami istirahatkan sampai mereka benar-benar pulih dan bisa melayani pasien kembali," harapnya. (Ony/mil).