Pasuruan, Pojok Kiri
Guna mendeteksi wilayah yang rentan terjadi bencana alam pada musim penghujan tahun ini. Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan pemetaan.
Ridwan Haris Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan menyatakan, dari hasil pemetaan terdapat setidaknya 94 Desa di Kabupaten Pasuruan yang rawan bencana banjir hingga longsor. Dari 94 Desa tersebut tersebar di 17 Kecamatan.
43 Desa dari 11 Kecamatan yang menjadi sorotan BPBD memiliki resiko mengalami banjir yakni Kecamatan Gempol, Beji, Bangil, Kraton, Pohjentrek, Rejoso, Grati, Winongan, Nguling, Gondangwetan dan Rembang.
Sementara itu, dari hasil pemetaan lokasi rawan mengalami longsor ada 51 desa yang tersebar di 7 kecamatan. Yakni Gempol, Lumbang, Prigen, Purwosari, Puspo, Tosari dan Tutur.
Menurut Haris, potensi banjir terjadi karena beberapa faktor salah satu faktornya ialah Hujan yang berlangsung deras dan lama sehingga memicu tingginya volume air yang akhirnya tak mampu ditampung oleh saluran-saluran air ataupun sungai, bisa menjadi penyebabnya.
"Tidak bisa dipungkiri cuaca buruk melanda beberapa titik, hujan yang deras juga bisa menyebabkan banjir karena volume debit air yang tak mampu di bendung oleh saluran air ataupun sungai," Pungkasnya.
Sedangakan potensi longsor terjadi karena adanya pergeseran struktur tanah. Dimana Kondisi itu memang kasat mata. Tapi bisa dideteksi.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan mengimbau masyarakat agar menjaga lingkungan seperti tak membuang sampah di sungai yang dapat mengakibatkan banjir serta menjaga lingkungan sekitar agar tidak sampai terjadi longsor.
"Memang bencana alam itu tidak bisa kita deteksi betul kapan datangnya, akan tetapi kita bisa meminimalisir terjadinya bencana tersebut dengan menjaga lingkungan yang ada disekitr kita," Tandasnya.(Tom/Mil)