Pasuruan, Pojok Kiri
Tertantang untuk memberikan suasana lain di posko penampungan pengungsi erupsi gunung Semeru. Aliansi Jurnalis Pasuruan Bersatu ( AJPB) bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pasuruan, Polres Pasuruan, HSP dan Forum DAS Wrati Sinergi.
Sejumlah awak media perwakilan dari PWI dan AJPB, pada hari Sabtu (11/12/2021) bergerak menuju salah satu posko penampungan pengungsi erupsi gunung semeru yang terletak di SMPN 2 Pasirian, Kab.Lumajang. Rombongan awak jurnalis tersebut selain membawa logistik bantuan diantaranya popok bayi, selimut, mie instan, susu formula, pembalut wanita, obat-obatan umum dan mainan anak-anak juga membawa group musik kontemporer Mahesa.
Menurut Henry Ki Demang koordinator aksi saat dikonfirmasi di lokasi mengatakan," kami jurnalis Pasuruan tertantang oleh Kapolres Pasuruan AKBP Erick Frendriz untuk memberi suasan lain dalam aksi #pray for semeru,"ucapnya.
" setelah dua hari berkoordinasi dengan Ketua PWI Pasuruan (Joko Samudro),akhirnya kami putuskan aksi yang akan kami gelar yakni Tim Trauma Healing. Selain membantu logistik keperluan di posko penampungan, kami tim Trauma Healing menggelar panggung hiburan dengan konsep bernyanyi dan berjoget bersama dengan para pengungsi, juga sepakbola adu pinalti antara Polantas Polres Pasuruan vs anak-anak pengungsi.
Konsep trauma healing yang kami tawarkan tersebut bagai gayung tersambut. Ini diketahui dengan adanya beberapa penghuni posko penampungan ikut serta bernyanyi dan berjoget bersama saat dilantunkan lagu campur sari dan lagu dangdut," ujar Ki Demang sapaan pria yang juga seorang jurnalis ini.
Sementara itu pantuan di lokasi penampungan, tampak panggung dadakan dikerubuti oleh para pengungsi baik anak-anak, pria-wanita dan lanjut usia. Mereka tampak ikut berjoget saat salah satu orang pengungsi (Wartono) bernyanyi. Suasana yang awalnya adem ayem sontak riang gembira.
Seperti yang dikatakan oleh Hartoyo (50) seorang pengungsi asal Kecamatan Candipuro.
"baru kali ini kami mendapati suasana begitu riang gembira penuh canda tawa. Selama satu pekan trauma healing yang ada hanya diperuntukan untuk anak-anak dengan acara cerita dan lomba. Namun kali ini semua orang disini ikut merasakan candatawa, tak terkecuali para relawan,"katanya.
Pun demikian juga komentar salah satu petugas relawan, Juswadi(37) asal Ranuyoso Kab.Lumajang," acaranya asyik dan cukup menghibur kami semua. Sepekan kami semua melayani para pengungsi, baru kali ini kami semua bisa tertawa lepas bagai tanpa beban,"timpalnya.
Acara trauma healing yang digelar selama hampir 2jam lamanya, ditutup dengan doa bersama agar bencana ini segera berlalu dan para pengungsi tetap semangat untuk menatap hari depan yang lebih baik. Serta para korban meninggal mendapatkan tempat yang layak disisi Tuhan Yang Maha Esa.(red)