PASURUAN, pojok kiri
Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Penularannya yang mudah, semakin menambah tingginya resiko seseorang terjangkit TBC.
Bakteri penyebab TBC menyebar, ketika orang yang terinfeksi mengalami batuk atau bersin. Ada yang bergejala. Namun, kebanyakan orang yang terinfeksi bakteri yang memicu TBC tidak memiliki gejala. Sehingga, butuh diagnosis medis.
Kasus TBC di Indonesia terbilang tinggi. Data Kemenkes RI menyebutkan, selama 2022, ada sebanyak 1.760 kasus penderita TBC di Indonesia. Di mana, 13 kasus menyerang anak di bawah umur.
“Ini sangat memprihatinkan. Karenanya, kami berkomitmen untuk penanggulanan Tuberculosis,” kata Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA), Zulfikri Safrian dalam kegiatan pernyataan sikap bersama dalam upaya kolaborasi penanggulangan Tuberculosis di Kabupaten Pasuruan yang berlangsung di Hotel Ascent Premiere, Gading Rejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Rabu (25/1).
Menurutnya, tidak semua masyarakat memahami tentang TBC. Padahal, penyakit tersebut sangat rawan penularannya. Bahkan di Indonesia, penyakit tersebut menyandang peringkat kedua sedunia.
“Iitulah yang menjadi dasar kami untuk lebih peduli sehingga penderita TBC lebih diperhatikan,” ulasnya.
Menurut Zulfikri Sofyan, YABHYSA adalah yayasan yang sangat perduli terhadap orang yang menderita TBC. Bahkan dirinya ingin berkolaborasi dengan pihak terkait untuk menanggulangi banyaknya penderita Tuberculosis.
"TBC harus ditanggulangi dikarenakan banyaknya penderita yang kurang sadar akan kesehatannya sendiri. YABHYSA ingin berkolaborasi dengan pihak tekait agar penanggulangan TBC terlaksana dengan baik," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil DPRD Rusdi Sutejo mengatakan, giat tersebut dinilainya sangat baik untuk kemudian memberikan pemahaman kepada masayraakt. Hal ini diharapkan, bisa memberikan edukasi kepada masyarakat, berkaitan dengan TBC.
"Masyarakat banyak yang salah persepsi terhadap TBC. Padahal TBC bisa disembuhkan 100 persen. Yang terpenting, tertib perawatan dan penanganannya,” sampainya.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan, M. Zaini menyayangkan adanya anggaran dari BPJS yang terlalu membatasi. Sehingga, tidak semua masalah kesehatan terlayani dengan maksimal.
"Terimakasih sudah ada lembaga swasta yang mau memfasilitasi masyarakat di Kabupaten Pasuruan dalam menanggulangi penyakit Tuberculosis. Semoga kedepan YABHYSA dapat berkolaborasi dengan baik bersama pihak terkait," tuturnya.(yus)