Pasuruan, Pojok Kiri
Acara Haflah Akhirussanah atau libur masa Romadlon di Pesantren Salaf Al-Falah Sya'roni, Di Desa Gajah Bendo, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Minggu (12/03/23) malam, serasa istimewa. Tidak saja dihadiri santri dan walisantri tapi juga di hadiri tokoh-tokoh lintas agama, Hindu, Bhuda, Khatolik, Kristen, dan Konghucu. Sesuai dengan tema yang diangkat, "Harmony In Plurality".
Pengasuh Pondok Pesantren Salaf Al-Falah Sya'roni, KH Jazuli Sya'roni menuturkan, di pondok pesantren yang dipimpinnya sejak tahun 1997 selalu ditanamkan toleransi, menghormati perbedaan baik dengan saudara seiman maupun saudara sebangsa Indonesia.
"Indonesia sangat kaya dengan beraneka ragam suku, bahasa, budaya dan agama. Oleh sebab itu di acara Haflah Akhirussanah kali ini, kami gelar sholawat lintas agama. Kami mengundang tokoh-tokoh agama, kita tunjukan bahwa pesantren juga bisa menerima perbedaan dalam Bheneka Tunggal Ika berlandaskan Pancasila dalam bingkai NKRI," ujarnya.
Dia menambahkan, menanamkan toleransi kepada santri sejak dini agar nantinya menjadi orang yang bijak menerima perbedaan, serta damai dalam bersosialisasi, yang paling penting menamakan kasih.
"Makanya dalam momen yang bagus ini kita bersolawat lintas beragama, sesuai dengan semangat Bhineka Tunggal Ika, kita tanamkan cinta kasih terhadap sesama. Sholawat Lintas Beragama kita maknai, sholawat ta'dim, Rohmat ta'dim dan salam ta'dim. Kita menjalin kerukunan Indonesia dengan cinta kasih. Inilah kekhasan pesantren kami yang menanamkan toleransi, membangun kasih sejak usia dini," ucap Penggemar Moge ini.
Di acara tersebut juga dilangsungkan Opening SMP Al-Falah oleh Drs. Budi Santosa, Kepala Bakorwil Tiga Malang Provinsi Jawa Timur, mewakili Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansah yang berhalangan hadir.
Budi membacakan sambutan gubernur bahwa pondok pesantren Salaf Al-Falah Sya'roni senantiasa konsisten dalam perkembangan formal maupun non formal dan dapat membangun karakter bangsa dan membentuk mental spiritual di Jawa timur khususnya dan Indonesia umumnya. Adalah gambaran pendidikan moderen, pendidikan berbasis asrama di pesantren yang sudah berjalan lebih dari 100 tahun di negeri ini. Tidak ada waktu tanpa belajar, berzikir dan proses kesantunan yang tidak mudah dilaksanakan di sekolah umum. Pendidikan berbasis agama juga momentum membangun kepercayaan masyarakat dan harus berbenah menyeluruh untuk menunjukan Jati diri pondok bahwa pondok mampu membangun aspek sosial dan spiritual pada anak bangsa ini.
"Di era digitalisasi, model pendidikan di pondok pesantren harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Kita resmikan dengan harapan gedung yang baru ini mampu menyelenggarakan agar anak didik kita lebih memiliki tekad dan kemauan untuk belajar bagi murid santri," ucap Budi usai membuka SMP Al-Falah.
KH. Jazuli Sa"Roni menambahkan, model pendidikan di SMP Al-Falah nantinya akan dibuat serasa di hotel dengan memanfaatka teknologi digital akan membuat santri lebih mudah dan lebih nyaman dalam proses belajar mengajar. "Di SMP Al-Falah akan kita buat serasa di hotel agar siswa tidak tegang dan lebih santai dalam menerima pelajaran. Tentu saja kita lengkapi dengan sarana digitalisasi. Sesuai dengan moto pendidikan kita, merdeka belajar, dan aplikasi digital di dunia pendidikan. Agar nantinya siswa dapat menguasai teknologi digital," tutupnya.(Fii/Yus)