PASURUAN, pojok kiri.Permasalahan terkait serangan Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak sapi semakin mengemuka di Kabupaten Pasuruan. Meskipun demikian, insiden kematian sapi masih di tingkat yang terbilang rendah, menurut pihak instansi terkait.
Sehingga, para peternak di wilayah Pasuruan tidak perlu cemas. Kasus infeksi LSD pada sapi tetap bisa ditangani dengan baik.
Ainur Alfiah, yang menjabat sebagai Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan, menyatakan bahwa kejadian LSD pada ternak sapi masih sering muncul. Hingga saat ini, terdapat sekitar 600 sapi lebih yang terjangkit penyakit LSD.
Namun demikian, sebagian besar kasus sudah mendapat penanganan yang memadai, dan sapi-sapi tersebut telah pulih. "Kami ingin masyarakat tetap merasa tenteram. Upaya mitigasi terus kami jalankan," ujar Alfiah.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa langkah penanggulangan yang diambil, termasuk di dalamnya melalui proses vaksinasi. Pihaknya tengah giat melakukan program vaksinasi bagi sapi-sapi yang dipelihara oleh para peternak.
Upaya ini membantu secara signifikan dalam mempercepat pemulihan hewan-hewan ternak. Dampak positifnya, terlihat dari angka kematian yang tetap rendah.
Hanya tercatat sekitar dua ekor sapi yang diketahui meninggal akibat infeksi LSD. "Kami terus mempromosikan program vaksinasi ini. Dampaknya cukup menggembirakan, karena banyak sapi yang pulih dan risiko kematian berhasil diminimalisir," ungkapnya.
Insiden kasus LSD ini sendiri ditemukan menyebar di 18 kecamatan di Kabupaten Pasuruan. Wilayah-wilayah ini antara lain meliputi Bangil, Beji, Gempol, Kraton, Kejayan, Nguling, Pandaan, Prigen, Purwodadi, Gondangwetan, Purwosari, Pasrepan, Puspo, Rembang, Sukorejo, Tutur, Winongan, dan Wonorejo.(yus)