Pasuruan, Pojok Kiri
Peran Serta steakholder, SDN I Bulusari Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan, kini kembali mampu mencetak murid-muridahnya menjadi juara.
Banyak Juara yang sudah di peroleh, bahkan dipengunjung tahun 2024 ini juga. Dalam rangka bulan Rajab menjelang bulan suci ramadhan SDN I Bulusari boyong tropi dan penghargaan juara kaligrafi tingkat kecamatan Gempol Yang di selenggarakan oleh Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat kecamatan. Kompetisi ini melibatkan perwakilan peserta didik Sekolah Dasar yang berprestasi dalam berbagai mata lomba PAI.
Ada 4 jenis mata lomba; Tahfidz, Tartil, Kaligrafi, dan Al-Banjari. Alhamdulillah pada kesempatan ini SDN Bulusari I dapat mengirimkan utusannya para murid-muridah untuk
mengikuti lomba pentas PAI tingkat SD untuk seleksi tingkat kecamatan Gempol yang dilaksanakan di SD Muhammadiyah 2 Gempol, pada Hari sabtu, 3 Pebruari 2024.
" Alhamdulillah atas berkat rahmat Allah
Subhanahu Wata'alla pada lomba PAI tingkat Kecamatan Gempol ini, SDN Bulusari I, Ananda Kholid ilham meraih prestasi juara I Kaligrafi putra, "Ungkap Kepala sekolah yang suka blusukan, Abdul Rokhman.
Ia juga berharap,"semoga keberhasilan ini dapat berlanjut sampai tingkat Kabupaten dan juga dapat menjadi motivasi bagi seluruh murid-muridah agar selalu tekun dan giat dalam belajar serta slalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan semoga menjadi murid-muridah yang Sholeh dan Sholihah. "Amin.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran komite, paguyuban, wali murid, lingkungan masyarakat, guru, dan semuanya mendukung.
"Setiap event, semua wali murid kita ajak ngomong, setiap program di sampaikan, seperti program Tahfidz Qur'an, mulai kelas 1 sampai kelas VI, "Ucap Habib selaku ketua Komite sokolah saat di temui jurnalis Pojok kiri di ruang tamu kepala sekolah SDN I Bulusari, Senin (05/02/2024).
Banyaknya prestasi, tidak lepas dari hubungan baik semua steakholder, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap sekolah sangat tinggi, hal ini terbukti di tahun ini PPDB SDN Bulusari yang baru di buka 5 hari sudah penuh pendaftar, bahkan lebih dari kuota 80 kursi yang disediakan (2 kelas).
Menurut Abdul Rokhman, hal ini baru kali pertama, sebelumnya tidak pernah, " Ini bentuk kepercayaan juga bisa, yaaa kerjasama, komite, paguyuban, walimurit, dan guru, "tambahnya.
Kepala sekolah yang senang blusukan ini mengungkapkan, sampai-sampai para orang tua memaksakan anaknya untuk bisa di terima di SDN I Bulusari, dengan cara lewat belakang, namun oleh kepala sekolah yang komitmen mempertahankan Marwah dirinya, sekolahan, dan dinas ini, menolak dengan tegas.
"Nah ini ada yang lewat belakang, saya tetap tidak mau, karena ini membawa Marwah saya, Marwah sekolahan, dan dinas."ujarnya.
Abdul Rokhman juga ucapkan rasa terima kasih, "Alhamdulillah berkat upaya komite dan paguyuban alumni SDN I Bulusari dua kelas telah selesai berdiri, mudah mudahan bulan juli bisa di pakek, sehingga tidak ada yang masuk siang, "tambahnya.
Hal yang sama juga di sampaikan Habib bahwasannya keberadaan paguyuban di bentuk untuk menjaring informasi apa keluhan siswa, apa keluhan wali murid. Begitu informasi masuk kepala sekolah, guru, komite sekolah bisa meminta kepala sekolah turun.
"Kalau ada siswa sampai tidak masuk sekolah, kita datangi rumahnya, apa keluhannya, contoh karena ngak punya seragam, paguyuban dan sekolahan menyediakan gratis untuk siswa,"tegasnya.
"Yang namanya walimurit (orang tua) kita datangi, akhirnya ngomong, kalau di datangi guru, kesannya positif. Masyarakat akhirnya percaya. Paradikma ini saya rubah sejak saya jadi kepala sekolah, " jangan minta di layani, tapi kita harusnya sebagai pegawai harus bisa melayani", tak ibaratkan warung lesehan di tengah sawa, kenapa banyak yang mendatangi, mungkin karena pelayanannya, menunya dan lain lain, "ucap kepala sekolah menambahkan.
Habib juga meyakinkan bahwa pihak komite dan guru juga tidak alergi dikritik wali murid, tetap di terima, selama usulan itu untuk kebaikan pendidikan, maka akan di tampung.
Memang tidak mudah, meyakinkan masyarakat. Untuk mencari simpatik, mencari kepercayaan untuk sekolahan, memang butuh tahapan, namun yang penting menurut Abdul Rokhman yang sangat penting itu di internal sekolah itu sendiri, antara lain sesama guru jangan sampai bengkerengan, guru dengan murid, guru dengan komite, guru dengan wali murid, " steakholder nya itu, kalau itu aman damai, enak kita keluar. Kalau kita sudah punya bren, nilai positif, yakin kedepan satu dua tahun kita dicari, ngak usah minta, "ungkapnya.
Sejak ada paguyuban, sekolah SDN I Bulusari ia merasa untuk mendapatkan informasi itu cepat, "ada jembatannya, setiap persoalan pasti masuk secara langsung, sekecil apapun persoalan itu, dulu tidak ada, komite tidak aktif. Sekarang semua aktif,"Ucapnya.
Abdul Rokhman juga mentargetkan untuk kemajuan sarana dan prasarana sekolah, "yaa secara umum kwalitasnya harus maju, semuanya, baik akademisnya, ekstranya, non akademisnya, semua harus serentak. "Pungkasnya. (Syafi'i/Yus).