Header Ads Widget

Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

MENGANTARKAN GENERASI EMAS MENUJU INDONESIA BERKEMAJUAN MELALUI PEMBINAAN SEKOLAH ADIWIYATA dan KANTIN HALAL-THOYYIB

Foto:
1) Sengkaling UMM Batu-Jawa Timur



2) SD Muh 08 Mulyoagung Malang (SD MAPAN


Pasuruan, Pojok Kiri

Pesatnya pertumbuhan populasi generasi muda/milenial Muslim Indonesia tidak berbanding lurus dengan perkembangan pengetahuan mereka tentang produk halal. Bukan hanya di sektor makanan dan minuman, literasi halal di bidang yang lain seperti juru sembelih halal yang menentukan mutu halal bagi olahan produk yang banyak dijual di pasaran, di kantin sekolah. 

Hal ini menyebabkan kesadaran generasi muda untuk konsumsi produk halal dianggap kurang, seyogyanya dilakukan sejak dini, bisa sejak sekolah dasar hingga sekolah menengah/atas seperti SMK/SMA. Kepedulian terhadap kehalalan produk ini terbukti berhubungan dengan pengetahuan agama yang dimiliki oleh keluarga Muslim. Sifat religiusitas inilah yang mengarahkan pribadi pemuda Muslim untuk berhati-hati dalam membeli dan menggunakan suatu produk yang dikhawatirkan kehalalannya. 

Permasalahan pangan gizi akhir-akhir ini tidak terlepas dari belum baiknya pola pangan keluarga di masyarakat kita. Masih belum banyak yang sadar gizi, sadar halal, tetapi masih marak mengutamakan sadar cita rasanya, sehingga dalam memiliha produk yang dibeli masih berdasarkan enak rasanya dahulu, padahal rasa enak tersebut bisa dihasilkan karena penggunaan bahan perisa/essence yang marak digunakan para penjual makanan jajanan atau makanan kuliner saat keluarga menikmati waktunya diluar bertamasya atau bepergian.  

Strategi yang dilakukan Badan Pangan Nasional juga menyarankan agar sekolah-sekolah melakukan perbaikan gizi siswa melalui pengadaan pangan lokal yang diolah dengan baik dan mengikuti selera siswa. Namun demikian, harapan pemerintah tersebut belum 
didukung oleh data hasil penelitian tentang aspek-aspek pengelolaan dan pemanfaatan 
(konservasi) potensi pangan lokal yang berkelanjutan.

Demikian juga dengan informasi tentang bagaimana hubungan antar aspek tersebut dan para pihak yang terlibat serta dapat 
melakukan kolaborasi untuk memperbaiki gizi dan ikut membantu mencapai target SDGs tahun 2030. Diperlukan kegiatan sosialisasi dan program inovasi yang menunjang ketahanan pangan (food security) sebagai upaya mendorong peningkatan ketersediaan pangan yang aman, sehat-halal, promosi produk unggulan daerah (solusi gizi dan Pemberdayaan ekonomi), diantaranya melalui pembinaan sekolah ADiwiYATA dan Gerakan sekolah sehat/GSS melalui pengembangan kantin sehat-halal di seluruh daerah. 

Guna membantu mencetak Generasi Emas Indonesia 2045 saat ini mengalami ancaman sangat serius disebabkan krisis pangan yang mengancam terhambatnya pertumbuhan, kesehatan dan kecerdasan anak.

Sesuai dari makna Gizi (Bahasa Arab “Ghiza”/Ghizi”) yang artinya makanan yang menyehatkan. Oleh karena itu masyarakat luas harus meningkatkan kesadaran gizi, disamping juga kesadaran halal sebagai pemeluk agama muslim.  

Zat Gizi adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam Pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serat, air, dan komponen lain yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

Mengacu pada beragam regulasi yang ditetapkan, pengertian gizi selalu terkait dengan masalah pangan. Pembangunan di sektor gizi dan nutrisi akan terus meningkat, khususnya bila ditujukan pada hal yang berdampak tinggi dan berpeluang menambah kualitas hidup. 

Pembangunan bidang pangan-gizi adalah investasi keluarga yang sangat penting dan intervensi yang paling efektif. Inilah yang mendorong terbentuknya Gerakan Percepatan Perbaikan Gizi. Kolaborasi perbaikan gizi, selayak nya dikemas dalam sebuah gerakan dan tidak dalam bentuk keproyekan, yang biasa nya dibatasi oleh kurun waktu tertentu. Sebagai gerakan pentahelix (pemerintahan, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media), kolaborasi perbaikan gizi masyarakat, memang perlu dibangun lewat sistem yang utuh, terukur dan komprehensif. Sebagai sistem, tentu harus mempertimbangkan aspek hulu hingga hilir. 

Dalam rangka mendukung tujuan dan target pembangunan manusia serta mendukung Program SDG’s untuk menghindarkan bangsa dari kelaparan dan kemiskinan serta kebodohan IPTEKS, maka tim Halal dari Pusat Studi Penelitian & Pengembangan Produk-Halal Universitas Muhammadiyah Malang, melalui Hibah internal Universitas, diketuai oleh Prof.Ir. Elfi Anis Saati, MP., Dr Ir. Asmah Hidayati, MP., IPM., Dahlia Elianarmi, STP., MSc., tim tenaga magang Alumni dan Mahasiswa dan Dr. Sukarsono, serta dibantu TimAPSAI (Aksi Pengembang Sekolah Adiwiyata Indonesia) dengan Ketua Drs. Samsudin, M.Si, telah melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan FGD yaitu di Sengkaling UMM pada Kamis, 5 September 2024, dengan Workshop Kepala Sekolah dan Guru dengan Topik “Peran Bank Sampah dalam Pengelolaan Limbah dan Mandiri Pangan.

Kemudian dilanjtukan dengan kegiatan Pendampingan Sekolah Adiwiyata di SDMuhammadiyah 08 Mulyoagung Kecamatan Dau Malang, dengan Tema : Kantin Halalan Thoyyiban siap mengantarkan Generasi Emas Menuju Indonesia Berkemajuan, pada Rabu, 2 Oktober 2024 (Pemateri utama oleh Prof.Ir. Elfi Anis Saati, MP.) 
Peserta yang hadir di Sengkaling UMM berjumlah sekitar 150 orang (Wakil sekolah Eduwiyata SD-SMP se Malang Raya), dan yang hadir di SD Muhammadiyah 08 Dau juga cukup ramai, sekitar 60 orangtua/wali murid siswa murid. 

Mereka antusias mendengarkan dan turut mengajukan beberapa pertanyaan, diantaranya juga dibahas terkait bagaimana strategi membangun kantin halalaan thoyyiban. Langkah awal bisa menggunakan strategi menginisiasi kantin kejujuran dan atau kantin tanpa 3-5 P (Pemanis, pewarna, pengawet, penggumpal, MSG), atau dengan melakukan budidaya tanaman sayuran/buah2an sambal mempercantik lingkungan sekolah.  

Hasil panennya nanti dapat digunakan sebagai bahan baku pengolahan di kanytin atau makan Bersama yang telah dilaksanakan seminggu sekali, hari jumat berkah. Kegiatan ini bagus untuk dilanjutkan guna menyongsong program Presiden baru mulai Januari 2025, untuk menjalankan makan gizi gratis di semua sekolah dasar di pelosok Indonesia. Rogram tersebut diharapkan memenuhi syarat diantaranya: (i) Sesuai kebutuhan gizi sasaran ~ Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak, dan (ii) akan melayani 15,42 juta jiwa (anak sekolah, santri, ibu hamil, ibu menyusui dan balita) di 514 Kab/Kota, dengan dana 71 triliun. oleh Elfi Anis Saati. (*).