ayik suhaya SH ketua GM Fkppi
PASURUAN, pojok kiri.Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia yang jatuh setiap tanggal 9 Desember, menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya korupsi. Bertempat di Pendopo Kabupaten Pasuruan, Ayik Suhaya, SH, Wakil Gubernur LIRA Jawa Timur sekaligus Ketua FKPPI Kabupaten Pasuruan, menyampaikan pesan tegas tentang pentingnya pemberantasan korupsi melalui kolaborasi masyarakat dan pemerintah.
Dalam pidatonya, Ayik Suhaya
menggarisbawahi bahwa korupsi merupakan musuh bersama yang harus diberantas dari berbagai lini kehidupan. “Korupsi adalah penghambat kemajuan bangsa. Tidak hanya merugikan negara secara materi, tetapi juga merusak moral dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah. Perangi korupsi harus dimulai dari diri sendiri dengan menjaga integritas dan menjunjung tinggi kejujuran,” ungkapnya di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Sebagai Ketua FKPPI Kabupaten Pasuruan, Ayik juga menekankan pentingnya peran pendidikan anti-korupsi untuk mencetak generasi muda yang bersih dan bertanggung jawab. Ia menilai bahwa penanaman nilai-nilai integritas harus dimulai sejak usia dini.
“Pemuda adalah aset bangsa. Jika mereka sudah memahami bahwa korupsi adalah ancaman serius, maka masa depan kita akan lebih cerah. Pendidikan anti-korupsi harus menjadi prioritas utama di sekolah dan lingkungan masyarakat,” katanya dengan penuh semangat.
Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan, seperti diskusi panel bertajuk ”Membangun Indonesia Bersih dari Korupsi: Tantangan dan Harapan.” Diskusi tersebut menghadirkan tokoh-tokoh penting, termasuk akademisi, praktisi hukum, hingga tokoh masyarakat, yang membahas strategi pemberantasan korupsi secara sistematis dan efektif.
Selain itu, peserta juga diajak untuk menandatangani deklarasi anti-korupsi sebagai bentuk komitmen bersama dalam melawan praktik-praktik kotor yang merusak tatanan bangsa. Dalam kesempatan ini, Ayi Suhaya menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun penegak hukum.
“Kolaborasi adalah kunci. Kita tidak bisa bekerja sendiri dalam memberantas korupsi. Diperlukan sinergi yang kuat untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel,” tegasnya.
Ayik juga menyampaikan kritik terhadap budaya permisif yang sering menjadi akar permasalahan korupsi. Ia mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan berani melaporkan indikasi korupsi di lingkungannya. “Kita harus mulai dari hal-hal kecil, seperti tidak memberikan atau menerima suap. Sikap kritis dan keberanian untuk bertindak adalah langkah awal yang harus kita ambil bersama,” tambahnya.
Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia ini diakhiri dengan pesan optimisme dari Ayi Suhaya.
“Jika kita bersatu, korupsi bisa kita berantas. Kita berjuang bukan hanya untuk hari ini, tetapi untuk masa depan anak cucu kita. Bersama, kita bisa menciptakan Indonesia yang bebas dari korupsi, bermartabat, dan sejahtera,” tutupnya disambut tepuk tangan meriah dari peserta.
Peringatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen
pemberantasan korupsi, sekaligus mendorong masyarakat untuk terus bersikap kritis terhadap berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang dapat merugikan kepentingan publik.(Yus)