Pasuruan, Pojok Kiri
Berawal dari hobi cangkrukan dan ngopi, Ardi warga dusun Kabunan Desa Kepulungan Kecamatan Gempol membuat sebuah usaha.
Dari kegemarannya itu, terinspirasi saat dirinya ngopi di daerah Mojo, dusun Wangi kecamatan Pandaan. Munculah ide jualan kopi dengan cara berbeda dari penjual kopi lainnya.
Ide tersebut, ia sampaikan dengan teman-teman sejawatnya dikampung. Gayung bersambut, mereka akhirnya berjualan di sebuah jalan akses petani sudut kampung dusun Kabunan, tepatnya di jalan pavingan wangan tengah jadi area wisata bernama Kopi Wangan Tengah (KWT).
Kopi Wangan Tengah adalah nama yang dipilih Pemuda Kabunan untuk merealisasikan hobinya itu. Dia berjualan kopi di atas sepeda motor.
Pembeli selain bisa santai dengan keluarga, atau teman. Tempat ngopi ini cukup unik, berlokasi di kampung Kabunan, Jalan petani pinggir sawah.
Selain bersih dan tertata rapi, pengunjung bisa Selvi sambil melihat hamparan sawah hijanu yang di tumbuhi padi baru tumbuh. Penikmat kopi juga bisa melihat sport Gunung Pawitra (Penanggungan), dengan indahnya penampakan lembayung senja.
Tempat ngopi ini tidak ada meja, kursi, atap maupun dinding. Para pembelinya cukup duduk di pinggir jalan sambil menggelar plastik yang sudah disediakan penjual.
Adapun menu kopi yang ditawarkan, tak kalah dengan barista di coffee shop.
"Respon peminat kopi lumayan bagus. Belum lagi yang lewat area sini. Banyak yang heran waktu lihat jualan kopi pakai sepeda. Awalnya banyak yang penasaran, dan akhirnya beli sambil santai-santai di sini," tuturnya.
Pembeli awalnya dari warga terdekat, namun setelah diramaikan melalui media sosial, video tiktok, Instagram, dan Facebook, sehingga menjadikan Kopi Wangan Tengah tambah viral dan ramai. Kini pembelinya dari berbagai dusun dan desa. Mulai anak-anak, remaja, dan dewasa. Sehingga lahan sepanjang 300meter lebih di penuhi penikmat kopi sambil makan cilok.
Masih menurut, Ardi, dari usahanya ini, ia rata-rata bisa mendapatkan omset rata-rata diatas 200ribu perharinya.
Kopi Wangan Tengah tersebut baru satu minggu ini, buka mulai dari pukul 15.00 sampai malam 21,00 WIB dan untuk lokasi jualannya pun tak pernah berpindah.
"Penjualan mulai jam 3sore sampai habis pengunjung (malam), "terang Ardi.
Kreatifitas pemuda ini akhirnya mendapatkan respon dari kepala desa Kepulungan, Didik Hartono. Langsung di support oleh Didik, bahkan ia berjanji memberi jalur lampu dari dusun tugu.
"Melihat kreatif pemuda desa Kepulungan ini, Saya sangat senang. Akan saya support apa yang menjadi kekurangan mereka. Bila perlu dikembangkan, akan saya bantu. Pemuda harus tetap kreatif, inovatif. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton."tuturnya.(Syafi'i/Yus)